Membaca boleh, Menginspirasi Tulisan boleh, COPY PATE tulisan tanpa menyertai NAMA PENULIS ASLI? Jangan Rendahkan dirimu sendiri dengan menjadi PLAGIAT! Tolong hargai HAK CIPTA dan Karya orang lain. Terima Kasih.

Selasa, 08 Mei 2012

Retak Tak Hancur

Tidak melihatmu sehari itu tidak sulit, yang sulit adalah bagaimana cara agar membencimu. Bentuk hatiku sebagian sudah 'cacat', tak sempurna. Tapi mengapa aku tetap ingin menunggumu untuk melepas rasa cintamu pada-Nya? bodoh. apa yang akan kau pilih, Mengukir retakan atau Menghancurkanku?



Taukah kamu, rasanya terlempar dari tebing tinggi dan langsung terhempas jatuh tepat  di tusukan-tusukan pecahan kaca? Ya saat baru saja terlempar memang aku merasakan seperti menjadi burung; terbang. Tetapi, saat jatuh tepatnya di pecahan kaca itu, pedih. Satu lagi, aku (tepatnya di dalam sini; hatiku) tampak sama seperti pecahan kaca itu, retak—Rasa itu aku rasakan sama persis ketika aku tau hatimu sudah pernah terisi oleh-nya. Dan dia masih ada. Dihatimu. Lucu sekali aku ini, sama sekali tidak menyadari akan kehadiranya. 


Sepertinya baru kemarin aku bersusah payah membiarkan hatiku perlahan-lahan menganga demi mendapatkan kembali sesuap kebahagiaan. Apa mungkin, aku ditakdirkan harus terus mencicipi kepahitan walaupun kebahagiaan telah kurengkuh.

Kenapa kamu tidak memberitahuku sejak awal? Setidaknya memeberikanku satu kode bila hatimu sudah menginginkannya lama sebelum aku datang (dan aku mulai menyayangimu). Tidak kah kamu memikirkan perasaanku ini?  kurasa tidak. Yaa memang, sepertinya bukan kamu yang salah. Tapi aku. Aku saja yang bodoh, mau-maunya mengikuti nafsu yang belum jelas hasilnya. Beginilah hasilnya sekarang, sakit hati.

Rasanya setimpal. Jalan ceritanya sama saat pertama aku jatuh cinta ;tiba tiba saja kamu datang, dan aku mulai menyukaimu. Kalau sekarang, jatuh sakit. Bisa dibayangkan kejadiannya seperti tiba-tiba kalian tersandung sebuah batu ;tidak tau kapan dan dimana batu itu ada, tiba tiba saja jatuh. Apa ini kebetulan? Tapi yang ku ketahui tidak ada yang kebetulan.

Dan Tuhan sepertinya terus menginginkan aku tetap mempunyai rasa yang sama padamu. Jalanku saat ini sudah melawati celah-celah yang sempit. Yang memungkinkan aku tidak bisa kembali lagi ke sana, ke jalan seluas-luasnya yang bisa membuatku bebas. Seperti tidak punya beban. Andai waktu juga bisa di tarik-ulur layaknya perasaan anak ABG jaman sekarang ;saat aku bisa mengulurnya, aku ingin kembali dimana aku masih balita, belum mengerti apa itu cinta, dilema, dan...sakit hati. Dan saat aku menariknya, aku ingin bisa menariknya langsung dimana waktu itu membawaku ke ruang hati istimewa, bahagia dan membahagiakan.

—apa ini maksud dari pertemuan kita kala itu? aku tidak mengerti. Nalarku tak berfungsi semenjak kita dipertemukan. Mungkin kamu yang sudah merenggutnya lagi. Tak cukupkah perasaan cintaku kau renggut? Hatiku memang sudah retak seperti pecahan kaca itu, tapi seandainya meretakan saja tidak cukup untuk dirimu, tanpa kau sadari kau menghancurkanku.



1 Bulan tambah 3 Hari,
setelah dipertemukan.


S

2 komentar:

Unknown mengatakan...

sepertinya memang cukup menyakitkan.. (?)

Unknown mengatakan...

hi, pembaca setia—tepatnya stalker! hahaha— itu bener banget.